Tuesday, December 20, 2016

ORDER YUCH – INDIKATOR CCI SEBAGAI ACUAN

Order buy atau sell lalu, tutup mata – kemudian buka mata lagi apakah sudah profit atau loss? Kalau trading seperti ini maka kasihan, kita hanya buang-buang uang saja, atau kalau profit pun itu profitnya pura-pura. Kalau trading seperti itu maka tunggu waktu saja untuk kehabisan uang. Ya..soalnya tidak didahului dengan analisis yang matang. Untuk melakukan trading bukan soal klik klak kluk …profit. Klik-klak-kluk loss. Lalu apa yang harus dilakukan? Gunakan analisis kurang lebih 30 menit.

Analisis apa? Ada analisis teknikal bagi yang lebih cenderung menggunakan grafik teknis dalam membuka order. Artinya trader tersebut akan melakukan pengamatan terhadap indicator-indikator teknis yang telah disetting sebelumnya untuk menentukan apakah trennya turun atau naik. Ada analisis lain yaitu analisis fundamental eknonomi makro. Mau yang mana…mau kombinasikan keduanya juga boleh Koch.
Untuk soal anlisis teknis, ada sebuah indicator  yang dapat digunakan. Indikator yang saya maksudkan adalah  Commodity Channel Index (CCI)
Perhatikan cara setting di platform dari gambar berikut ini:


Gambar 1

Indikator CCI dibuat dan dikembangkan oleh Donald Lambert membuat analisa teknikal Commodity Channel Index (CCI) pada tahun 1980. Indikator ini juga digunakan dalam trading forex. Indikator CCI digunakan untuk  menunjukkan arah trend pergerakan harga suatu currency pair. Selain menentukan arah trend, terutama indicator CCI untuk mendapatkan konfirmasi suatu harga sdah oversold (jenuh jual) atau overbought (jenuh beli).
Pertama, overbought. CCI dibatasi nilai +100. Jika garis indikator berada di atas +100 maka terjadi kondisi overbought atau jenuh beli. Setelah memasuki area overbought grafik akan kembali turun. Ada isyarat sinyal sell di sini. Kedua, divergensi dan pergantian arah trend. Gerak CCI sering menunjukkan kondisi divergensi dengan arah pergerakan harga. Pada saat harga menunjukkan level Lower Low (LL), namun garis CCI menunjukkan Higher Low (HL), maka ini menunjukkan divergensi bullish dimana harga akan segera naik atau berganti arah dari turun ke naik. Pada saat harga menunjukkan level HL namun garis CCI menunjukkan LL, maka ini menunjukkan divergensi bearish yang mengisyaratkan pergantian arah dari naik ke turun. Pada saat nilai CCI berada antara -100 dan +100 atau berada di zona tengah pergerakan harga cenderung datar. Dalam kondisi pasar seperti ini bagi Anda yang menggunakan strategi trending sebaiknya tidak membuka posisi. Ketiga, oversold. Jika indikator CCI memasuki area di bawah -100 ini berarti pasar telah memasuki kondisi oversold atau jenuh jual. Pada saat jenuh jual arah pasar selanjutnya akan cenderung naik. Jika Anda kurang yakin dengan sinyal yang ada, sebaiknya Anda menggabungkan kondisi overbought atau oversold dengan divergensi bearish atau bullish yang terjadi. Anda juga bisa menggunakan CCI bersamaan dengan indikator oscillator lain untuk konfirmasi. Dalam trading forex CCI bisa digunakan untuk mengambil posisi buy maupun sell. Pertama, buy. Ketika garis CCI memotong level -100 dari bawah. Ini memperlihatkan bahwa harga baru saja beranjak dari area oversold atau jenuh jual dan kemungkinan lanjut naik. Anda bisa buy di sini. Kedua, sell. Ketika garis CCI memotong level 100 dari atas. Harga harga baru beranjak dari area oversold atau jenuh jual dan kemungkinannya lanjut turun. Anda bisa sell di sini.
Gambar 2

CCI akan lebih efektif bekerja ketika pasar sedang ramai dimana buyer dan seller saling tarik menarik. Namun pada saat pasar sedang berada dalam kondisi trending atau pasar sedang sepi dan didominasi satu pihak saja, CCI tidak berfungsi dengan baik. Tetapi umumnya CCI memberikan sinyal buy dan sell secara akurat
Apakah bisa mengikuti penjelasannya? Apakah sudah mengerti?  Bila belum mengerti silahkan membuka akun mendaftarkan diri melalui link berikut ini untuk mengikuti pelatihan trading secara gratis. 

Kami siap untuk membimbing Anda secara gratis hingga dapat melakukan trading forex dengan cara yang benar untuk mendapatkan profit maksimal.
=====
Stefan Sikone, MM adalah  Guru Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) di sebuah SMA di Kabupaten Semarang, Penulis  dan Praktisi bisnis Online Trading Forex.

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Setelah memiliki sistem trading, trader harus disiplin menjalankannya. Sayangnya, hal ini sering tidak terjadi. Kegagalan trader umumnya terjadi karena tidak mematuhi sistem trading yang telah ditetapkan.

    ReplyDelete