Thursday, October 22, 2015

STRATEGI OPEN POSISI DUA ARAH UNTUK PEROLEHAN PROFIT MAKSIMAL

Suatu saat seorang siswa di tempatku melakukan pelatihan trading forex bertanya kebingungan kepadaku, karena takut kalau dana yang telah didepositokan ke broker hilang dalam sekejap setelah membuka posisi order buy atau sell.
Lalu saya katakana kepadanya, seorang trader forex memang harus berani untuk menhadapi resiko kehilangan dana bila salah buka order. Terkadang memang semua indicator yang dipelajari sudah menunjukkan order buy atau sell tetapi ketika mengorder suatu mata uang eh ternyata pergerakan harga berjalan sebaliknya.
Contoh: Hamdan  melakukan order BUY untuk mata uang GBP/USD karena berdasarkan signal dari beberapa indicator teknis yang digunakannya semuanya mengatakan oke, silahkan BUY. Tetapi ternyata setelah order justru yang terjadi adalah SELL. Dan bahkan bergerak sell terus sehingga dana di akunnya makin berkurang, dan karena begitu cemas kehabisan dana, ia pun mengambil keputusan closing, sehingga dananya yang floating minus tadi benar-benar pergi. Loss.
Hamdan marah-marah, karena Koch katanya indicator begini order begini, tetapi ketika diorder Koch terjadi begitu. Mana yang benar?
Indikator teknis yang digunakan sebagai alat analisis untuk menentukan posisi order itu hanyalah refleksi atas pergerakan harga pada masa lalu. Indikator-indikator tersebut merefleksikan trend yang terjadi. Jadi memang tidak bisa dikatakan bahwa kalau indicator ini mengatakan bahwa buy kita open buy atau sebaliknya. Walaupun demikian, trend yang ditunjukkan itu sangat penting untuk pengambilan keputusan order buy atau sell. Kalau selama seorang trader bisa konsisten melakukan trading berdasarkan trend yang terjadi maka kemungkinan untuk mendapatkan profit sangat besar. Oleh karena itulah maka jangan melawan trend dalam trading forex. Trend is your friend.
Untuk tidak dikatakan bahwa seorang trader dapat melakukan trading tanpa indicator, saya dalam tulisan ini mau mengatakan bahwa seorang trader dapat membuka posisi trading dengan menggunakan strategi pending orde dua arah  arah berlawan untuk suatu pair mata uang.
Strategi yang saya maksudkan ini biasanya gunakan dalam kursus trading forex bagi para trader pemula yang belum dapat memprediksi pergerakan harga secara cermat.
Saya berasumsi bahwa  seorang trader pemula belum mengetahui  arah pergerakan market selanjutnya atau mungkin juga ragu- ragu kemana arah market berikutnya. 
Waktu yang baik untuk penggunaan strategi ini dan nampaknya efektif pada saat market sedang sepi tanpa harus memperhatikan berita fundamental.
Logikanya adalah bahwa market terdiri dari 2 kondisi yaitu kondisi sepi dan kondisi ramai (volatile). Kedua kondisi ini telah terjadi berulang-ulang seperti sebuah siklus dan hal ini akan terus berlanjut. Saat kondisi market sepi grafiknya akan cenderung mendatar sedangkan saat volatile market akan bergerak panjang, lurus dan cepat walaupun ada kalanya terjadi pola chaos.
Apabila dipahami lebih dalam, terjadinya market yang bergerak volatile adalah karena banyaknya order dalam waktu yang bersamaan atau serentak kemudian diikuti banyaknya order baru yang berturutan mengikutinya. Artinya sebelum kondisi volatile itu terjadi, dapat dikatakan market dalam kondisi sepi.
Nah pada saat sedang sepi inilah kita pasang pending order dengan harapan saat kondisi sepi berakhir dan digantikan oleh kondisi volatile dengan grafik yang bergerak lurus, pending order kita tersentuh hingga akhirnya menghasilkan profit.
Jadi fokus kita dalam menjalankan strategi ini adalah melihat kondisi market apakah sedang sepi atau tidak. Kita dapat mengabaikan berita fundamental atau bahkan pola grafik sebelumnya .
Lalu seperti apa market yang sedang sepi itu ?
Ciri dari market sedang sepi antara lain :
1. Bentuk candlestik penyusun grafik yang relatif kecil .
3. Arah grafik relatif datar.
Lalu kapan market sepi terjadi ?
Lebih tepatnya tergantung pair yang akan ditradingkan. Untuk pair berbasis mata uang eropa seperti GBP/USD , EUR/USD atau lainnya kondisi sepi lebih banyak terjadi dibawah pukul 12:00 WIB atau sebelum market sesi eropa dibuka. Logikanya, sebelum market eropa buka sektor riil yang melakukan transaksi menggunakan mata uang zona eropa tersebut sangat sedikit, namun begitu pasar di eropa buka, artinya jam kerja eropa dimulai, banyak sekali perusahaan dan lembaga keuangan di eropa yang melakukan transaksi. Tentu saja alat pembayarannya menggunakan mata uang kawasan disana. Sehingga setelah dibuka sesi eropa nilai mata uangnya akan bergerak.


Contohnya seperti grafik berikut :


Gambar 1

atau seperti gambar berikut ini:
Gambar 2

Indikator yang digunakan adalah bollinger band periode 12 dan deviasi 2 dengan time frame yang digunakan adalah 1 jam.
Aturan mainnya :
1. Tunggu sampai nilai close candle mendekati garis bollingerband tengah
2. Pasang pending order berupa Buy Stop beberapa pips diatas garis bollinger atas serta pasang order Sell Stop beberapa pips dibawah garis bollinger bawah. Seperti pada grafik berikut ini :

Gambar 3

Gambar 4
2. Letakan Stoploss pada garis bollinger band tengah
3. Target profit 60 pips – 120 pips
4. Jika market menyentuh salah satu pending order kita, biarkan sampai profitnya sebesar jarak stoploss. Kemudian tutup order yang tidak tersentuh.
Dan seperti inilah contoh pergerakan panjang setelah kondisi sepi :

Gambar 5
Ada sebuah acuan yang dapat dipakai agar bisa memperkirakan arah market selanjutnya meskipun saat ini kita sudah pasang jebakan. Yaitu :
” Market yang cenderung kebawah akan breakout naik “
Alasannya gerakan mendatar yang cenderung kebawah menunjukan ketidakmampuan seller menekan harga lebih rendah. Oleh sebab itu masuknya buyer dengan sedikit hantaman saja akan membuat kendali seller lepas, sehingga market bergerak naik. Begitu juga sebaliknya, seperti ini konsepnya :


Gambar 6

Dengan begitu kita dapat memberi bobot jumlah lot yang lebih besar pada salah satu pending order.
Itulah strategi open posisi dua arah berlawan dan semoga  dengan menggunakan strategi ini anda dapat memperoleh profit maksimal meskipun arah market belum terlihat.
Artikel ini merupakan kompilasi dari beberapa sumber
Terima kasih
Team Manajemen STFXPCM





Thursday, October 8, 2015

JURUS BERTAHAN: MONEY MANAGEMENT

Tujuan dasar dari Trading forex adalah mendapatkan profit. Profit = Uang, dan tidak bisa dipungkiri `uang` menjadi salah satu faktor penting dalam hidup kita. Dan seperti biasa, kecenderungan manusia untuk menjadi `buta sebelah` saat berhubungan langsung dengan hal ini.

Forex trading, terlepas dari segala kemungkinan profit dan loss nya, adalah bisnis. Dan sama seperti jenis bisnis lainnya memerlukan perhitungan keuangan (money management) yang jelas dan terukur resiko dan keuntungannya (risk and reward) .

Kenapa money management penting ?
keseluruhan proses dalam forex trading adalah untuk mendapatkan profit 
sekaligus bertahan
 dalam dunia fx trading . Setiap transaksi dalam forex trading hanya mempunyai dua kemungkinan; profit atau loss. Kedua kemungkinan tersebut datang dalam satu paket, dari sini kita bisa menilai bahwa loss adalah sesuatu yg wajar dan pasti akan terus kita alami. Karena hal itulah maka pengaturan resiko dan modal menjadi sangat vital. Kita harus bisa mensiasati gimana caranya untuk bisa bertahan,sekaligus mendapatkan profit.


seorang petinju selalu siap untuk menerima beberapa pukulan untuk mencapai tujuannya : meng KO lawan.

untuk seseorang dengan money source yg besar, tentunya bukan masalah besar jika mendapat kerugian atau bahkan kena mc untuk terus kembali masuk ke market. Tapi untuk trader dengan modal terbatas, pengaturan keuangan yg tepat dan sesuai dengan diri pribadi menjadi hal yang vital.

Money management dalam forex trading

Secara umum, perhitungan money management memasukkan komponen

  • resiko per trade,
  • position sizing, dan
  • rasio risk:reward dari trading sistem/strategi yang dipakai.

Resiko per trade

`resiko per trade` secara kasar bisa diartikan seberapa besar modal yang siap anda gunakan untuk setiap kali trading, dan jika loss pun masih nyaman untuk terus melanjutkan ke sesi berikutnya . Model perhitungannya beragam sekali . Dua jenis yang umum digunakan antara lain :

model %R
bisa diartikan sebagai : resiko untuk tiap trade adalah sekian persen dari modal yang anda miliki .

misalkan rekan-rekan mempunyai modal $1000, dan bersedia untuk meresiko kan 5% dari modal anda saat entry. Maka modal yang rekan gunakan, juga siap untuk hilang jika loss, untuk trading tersebut adalah $1000x 5% = $50 .

model fixed $
Dalam model ini, anda langsung menentukan seberapa besar jumlah modal yang siap untuk digunakan dalam satu kali trading .

Misalkan rekan-rekan mempunyai modal $1000 dan berani untuk meresikokan $25 untuk sekali trading, maka sejumlah itulah yang rekan-rekan gunakan.

Kedua model ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Untuk model %R, saat mengalami loss berturut-turut untuk recovery akan membutuhkan jumlah trade yang lebih banyak dibandingkan dengan model fixed $ namun besaran total $ nya tidak akan terlalu besar. Disisi lain, model fixed $ jika mengalami loss berturut-turut total $ modal yang hilangnya akan cukup besar, namun lebih cepat untuk recovery dibandingkan dengan model %R .

bagaimana cara untuk menggunakan perhitungan resiko per trade ini dalam tradingnya ?
Position Sizing

Position sizing adalah istilah untuk menentukan seberapa besar lot yang akan kita gunakan agar sesuai dengan resiko per trade yang kita tentukan sebelumnya, dan besarnya stop loss dalam strategi trading yang kita gunain .

langkah-langkahnya adalah :

  • tentukan seberapa besar resiko per trade yang mau kita gunakan menggunakan model %R , atau fixed $ ..bebas terserah rekan-rekan. syarat utama nya adalah, anda nyaman/bisa terima dengan jumlah tersebut jika loss .
  • Lalu tentukan tempat paling pas/rasional untuk meletakkan stop loss berdasarkan sistem atau strategi trading yang rekan-rekan gunakan. berapa point besarnya..
  • langkah terakhir adalah menentukan jumlah lot yang digunakan agar sesuai dengan resiko per trade yang kita tentukan,dan sesuai dengan besarnya jarak stop loss di langkah sebelumnya.

contoh perhitungannya :

Dengan model %R
Balance rekan-rekan adalah 1000 ,rekan-rekan berencana menggunakan 5% dari modal untuk trading .dari analisa, rekan-rekan berencana untuk membuka posisi buy di EUR/USD di 1.3350 Dan berdasarkan analisa sistem trading yang rekan-rekan gunakan, ditemukan bahwa stop loss yang ideal adalah 50 point dari titik entry yang berarti di 1.3300.

position sizing nya :
5% dari $1000 = $50 , jarak stop loss ideal menurut sistem rekan-rekan adalah 50 point.. maka lot yang digunakan adalah $50/50 = $1 perpoint nya..


Dengan model fixed $

Balance rekan-rekan adalah 1000 ,rekan-rekan berencana menggunakan $40 dari modal untuk trading . Dari analisa, rekan-rekan berencana untuk membuka posisi buy di EUR/USD di 1.3350 Dan berdasarkan analisa sistem trading yang rekan-rekan gunakan, ditemukan bahwa stop loss yang ideal adalah 50 point dari titik entry yang berarti di 1.3300.

Position sizing nya :
resiko per trade / stoploss
$40 / 50 = $0.8 perpoint nya


Rasio risk and reward

Sebagai tambahan,komponen ketiga yang bisa dimasukkan dalam kalkulasi money management kita adalah mengetahui perbandingan antara profit dan loss dari strategi yang kita gunakan dan juga risk dan reward dari strategi tersebut. Untuk yang ini, tidak bisa dilepaskan dari pemahaman dan penguasaan kita terhadap strategi trading yang dipakai. ( dengan asumsi, dilakukan secara sidipilin.... disiplin! )

Kenapa hal ini dimasukan dalam perhitungan money management kita?

mengetahui berapa besar akurasi sistem trading yang digunakan memudahkan kita untuk mengatur resiko pertrade yang digunakan, yang pada akhirnya bisa memberikan gambaran pada kita untuk rencana selanjutnya.

Cara mudah untuk mendapatkan gambaran umum dari strategi yang kita gunakan adalah dengan menentukan sekian jumlah set up/signal trading yang muncul, dan dari jumlah tersebut berapa kali kita loss dan berapa kali kita profit.
misalkan :
anda menggunakan bantuan analisa BB dan MA atau Support/resistance, dari sepuluh setup trading berdasarkan strategi tersebut anda mengalami 5 kali loss dan 5 kali profit. Berarti tingkat akurasi strategi yang anda kuasai adalah 50%
Lebih dalam lagi, coba lakukan backtest dari history trading menggunakan strategi yang rekan-rekan gunakan. lihat perbandingan antara risk dan reward yang rata-rata terjadi.

Risk : reward disini mengacu pada berapa perbandingan jumlah resiko per trade yang digunakan dibandingkan dengan kemungkinan jumlah profit yang didapatkan (dalam hitungan mata uang atau $, bukan dalam pips nya).


sample :
anda menggunakan model resiko per trade fixed $ ,sejumlah $30 per trade. misalkan anda menggunakan strategi BB dan MA dengan jarak stop loss rata-rata 30 point,maka kita asumsikan position sizing yang digunakan rata-rata adalah $1 perpoint .

Dari pengalaman, anda tahu bahwa winning set up dari strategi BB dan MA yang digunakan rata-rata mencapai 60 pips, yang berarti $60 .
Dari sini kita temukan bahwa risk: reward dari strategi anda adalah 1:2
catatan :
risk:reward disini bukan berarti akurasi dari sistem yang kita gunakan,tapi mengacu pada seberapa besar yang kita dapatkan dibandingkan dengan modal yang diresikokan, dalam satu winning trade session.
manfaat mengetahui Risk:Reward dari strategi anda ?

Keuntungannya cukup banyak, mengetahui perbandingan risk:reward dari sistem atau strategi yang anda gunakan memberikan informasi berharga yang bisa digunain dalam money management, lebih jauh lagi bisa memberikan `ketenangan` dalam bertrading.

misalkan :
dari pengalaman dan catatan anda, diketahui bahwa perbandingan profit- loss dari strategi yang digunakan dalam 10 sesi trading adalah 40% profit dan 60% loss. Dan anda juga mengetahui bahwa risk:reward dari strategi yang digunain adalah 1:2

modal trading anda adalah $100, menggunakan perhitungan resiko per trade fixed $ sebesar $10 .

loss yang anda terima : 6 x $10 = $60
profit yang anda terima : 4 x $20 = $80
total yang anda terima = profit-loss = $80-$60 =
 $ 20

biarpun akurasi profit : loss dari sistem yang anda gunain hanya 40:60 ,namun jika risk:reward nya oke masih tetap profit .. dari perhitungan sederhana diatas juga kita bisa perkirakan bahwa risk:reward 1:1 akan lebih sesuai untuk strategi dengan akurasi minimal diatas 50 % .

Gimana cara menemukan risk:reward dalam sistem yang kita pakai ?

Yang ini bener-bener diserahken kepada masing-masing, silahkan teliti kembali dan lakukan backtest dari history trading rekan-rekan.. pada dasarnya , we do our own home work ..
kira-kira seperti itulah.
Beberapa aspek diatas adalah hal-hal yang biasa di masukkan dalam perhitungan money management . Dari sana juga kita bisa lihat kalau ternyata secara umum perhitungan money management ini tidak bisa mengesampingkan faktor strategi trading yang digunakan ..

Pengaplikasian dari komponen-komponen yg diatas bukan satu keharusan, bisa rekan-rekan modifikasi dan sesuaikann dengan planning dan juga sistem trading masing-masing .. Satu yang pasti, usahakan tetap menggunakan MM yang terukur dan terkontrol gimanapun modelnya..


sedikit analogi
" kita bisa menyeberang jalan yang ramai sambil menutup mata 99 kali tanpa tertabrak mobil, tapi hanya butuh satu kali tertabrak mobil untuk mengirim kita ke rumah sakit.. atau .. bahkan ke alam sana "


Terima kasih 
salam profit

Wednesday, October 7, 2015

MACAM-MACAM TIPE DAN STRATEGI TRADING FOREX

Trading  adalah pusat kegiatan di semua pasar, baik itu forex, komoditas, ekuitas atau obligasi dan treasuries market. Secara harfiah, kata "trading" berarti "pertukaran barang dan jasa dengan uang atau nilai uang." Dalam hal pasar keuangan, trading  menunjukkan tindakan pembelian dan penjualan aset keuangan / sekuritas untuk membuat keuntungan selama jangka waktu tertentu. Ada berbagai macam praktik trading  investor mengikuti saat melakukan transaksi keuangan. Tiga jenis perdagangan menonjol sebagai sistem perdagangan utama, dan berbagai strategi trading  yang terkait dengan masing-masing.
Tiga jenis utama dari trading  adalah
Day Trading,  Swing Trading, Position Trading
Sementara itu day trading  dan swing trading merupakan trading  jangka pendek, Position Trading adalah trading dengan durasi jangka panjang. Masing-masing memiliki tujuan yang berbeda dan sesuai jenis investor yang berbeda.
1. Day Trading
Day Trading adalah jenis perdagangan di mana pedagang membeli atau menjual mata uang untuk satu hari dengan harapan membuat keuntungan yang diinginkan. Day trading selalu menutup perdagangan mereka dalam hari yang sama, untuk  meminimalkan risiko yang terkait dengan gerakan semalam di pasar. Pada akhir hari, mereka keluar dengan keuntungan atau kerugian tertentu.  Tujuan utama dari seorang Day Trader adalah untuk mendapatkan manfaat cepat dari pergerakan harga kecil secara intra-day. Ada empat jenis strategi trading yang praktek day trader.
Scalping: Scalper dalam hal ini  konsen  dengan hanya perubahan kecil dalam tanda kutip. Mereka menempatkan order  besar pada tingkat tertentu dan setelah keuntungan kecil, katakanlah 10 sampai 20 pips, mereka segera membalikkan posisi dan exit. Scalper percaya bahwa langkah kecil dalam tanda kutip lebih mudah untuk menangkap dari yang besar. Mereka juga percaya bahwa dengan mengambil keuntungan dari langkah kecil dalam posisi besar, mereka dapat mengembang biak an keuntungan.
Fading: Fading  adalah strategi trading yang berisiko dimana seorang trader  melakukan trading dengan melawan  arah pasar yang berlaku. Investor membeli pada saat suatu mata uang turun harga dan menjual ketika harga meningkat. Psikologi yang mendasari seorang  fade-trader adalah untuk mengambil keuntungan dari setiap pembalikan harga karena setelah penurunan tajam atau kenaikan mata uang, itu pasti akan memiliki acara beberapa pembalikan. Jenis trading  ini sangat berisiko tetapi menguntungkan juga. Menawarkan jumlah tampan pengembalian ketika bekerja. Fade-traders  sering dianggap serakah, tetapi umumnya mereka adalah  pengambil risiko (risk lover). Mereka mengikuti aturan manajemen risiko yang ketat yang menawarkan risiko tetap tertentu.
 Daily Pivot: Jenis strategi perdagangan ini didasarkan pada alat statistik yang disebut tabel pivot. Tabel ini menentukan pivot point, support  dan resistensi untuk gerakan sesaat . Seorang trader  kemudian mengidentifikasi pergerakan pasar dan melakukan trading  secara tertatur. . Berikut ini adalah rumus yang menghitung pivot point:
Pivot Point for Current Price Level = High + Low + Close (previous)
                         3
Resistance 1 = (2 x Pivot Point) – Low (previous period) 

Support 1 = (2 x Pivot Point) – High (previous period)
Resistance 2 = (Pivot Point – Support 1) + Resistance 1 
Support 2 = Pivot Point – (Resistance 1 – Support 1)
Resistance 3 = (Pivot Point – Support 2) + Resistance 2 
Support 3 = Pivot Point – (Resistance 2 – Support 2)    

Pivot Trader harus  ketat menggunakan alat manajemen risiko untuk menjadi sukses. Sebagai contoh, jika seorang trader menghasilkan posisi beli pada harga saat ini, ia / dia menggunakan support terdekat sebagai stop-loss, sedangkan target harga ditentukan oleh resistensi terdekat. Trader Pivot tergantung pada perhitungan statistik dan bekerja lebih seperti mesin dalam  mengikuti pemikiran di balik gerakan harga. Ketika pasar volatile, ada kesempatan yang lebih tinggi dari stop-loss dipicu, sehingga strategi ini sepertinya lebih cocok untuk pasar kurang yang  stabil.
Momentum trading: Jenis terakhir dari strategi trading untuk day trader adalah salah satunya  yang naik (buy) pada gerakan yang sedang berlangsung di pasar. Pedagang mengambil posisi buy ketika mata uang meningkat dan menjual ketika itu menurun. Mereka mengidentifikasi pasangan mata uang yang bergerak secara signifikan dalam satu arah dan perdagangan secara terartur. Mereka menggunakan berbagai indikator momentum, seperti osilator momentum, RSI, MACD, dll untuk mengidentifikasi kekuatan gerakan saat ini dan memutuskan apakah akan mengambil posisi dan arah mana.
 2. Swing Trading:
Seperti day trading, Swing Trading  adalah jenis lain dari trading  jangka pendek. Perbedaan mendasar antara swing trading dan day trading  adalah kerangka waktu: ketika  day trader  ini membatasi diri untuk trading  pada satu hari, swing trading sering membentang selama lebih dari satu hari untuk mengambil keuntungan dari ayunan kutipan (quote swing). Mirip dengan day trading, investor tidak memegang posisi jangka panjang dan tidak menghitung dalam skenario jangka panjang. Kerangka waktu untuk swing trading mungkin satu jam, satu hari atau maksimum beberapa hari. Swing trading  umumnya menargetkan laba lebih tinggi dari hari trading. Pada saat yang sama risiko - terutama yang berkaitan dengan posisi tertahan  semalam - lebih tinggi. Umumnya, terdapat  tiga strategi swing trading yang berbeda.
Breakout Trading: Breakout Trading mengambil keuntungan dari breakout pada grafik. Breakout  bisa menjadi kecil, seperti high  pada intraday chart, atau mereka mungkin menjadi huge breakouts  pada grafik harian, mingguan dan bulanan. Seorang trader  breakout terlihat pada titik breakout,  dan kemudian mengambil posisi mereka dan menempatkan target dekat dengan tingkat support atau resistensi berikutnya. Mereka juga mempertahankan poin stop-loss ketat dekat dengan titik breakout yang mengurangi risiko mereka di saat pergerakan harga yang merugikan.
Retracement Trading: strategi trading lain untuk swing traders  adalah retracement trading. Indikator teknis yang mendasari penggunaan strategi  adalah Fibonacci retracement. Ini adalah perhitungan matematis yang menunjukkan tingkat retracement berdasarkan rasio Fibonacci 0%, 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 100%. Fibonacci retracement adalah garis horizontal yang menunjukkan  support  atau resistensi dari tren saat ini. Dihitung dengan menempatkan poin pertama di chart yang diberikan: Salah satu kebutuhan untuk menemukan tingkat tertinggi dan tingkat terendah dari quote (kutipan)  selama periode waktu tertentu. Kemudian garis yang ditarik dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Enam jalur yang diambil pada tingkat Fibonacci yang berbeda: 100% menunjukkan awal pergerakan sementara itu  0% menunjukkan titik pembalikkan. 23,6%, 38,2%, 50% dan 61,8% menunjukkan berbagai level support atau resistance. Ide dasar di balik retracement trading adalah bahwa ketika harga naik ke tingkat tertentu dan mulai koreksi, yang mana kemungkinan besar  untuk  menguji tingkat sebelumnya.
Reversal trading: Reversal trading bekerja ketika pasar bergerak dalam suatu kisaran tertentu. Sebagai contoh, jika kutipan mata uang (curreny quote) mulai menghadapi tekanan jual setelah pengujian tertinggi, quote  diharapkan untuk menguji tingkat yang lebih rendah lagi. Trader mengambil posisi short ketika pasangan mata uang berbalik  dari tingkat tinggi dengan tinggi menjadi titik stop-loss. Mereka mengambil posisi sell ketika pasangan mata uang mulai berbalik  dari level terendah dalam rentang dengan stop-loss menjadi rendah dari  jangkauan.
 3. Positional Trading:
Jenis terakhir dari praktik perdagangan adalah perdagangan posisi. Pedagang posisi mencari keuntungan dari pergerakan harga selama waktu yang relatif lebih lama dari ayunan atau hari pedagang. Mereka umumnya memegang posisi mereka dari hari ke minggu dan kadang-kadang selama berbulan-bulan juga. Salah satu kunci untuk perdagangan posisi adalah mengidentifikasi pasangan mata uang yang menjanjikan gerakan besar. Perdagangan posisional selalu tergantung pada campuran analisis fundamental dan teknis. Pedagang posisi selalu mencari efek jangka panjang dari faktor fundamental dan kemudian menggunakan analisis teknis untuk menentukan entry dan exit point untuk pasangan mata uang. Dibandingkan dengan dua jenis lainnya, pedagang posisi mengharapkan keuntungan yang lebih tinggi, sementara pada saat yang sama risiko yang berbeda terkait dengan holding period lagi.

Inilah  daftar jenis trading dan strategi terkait tidak lengkap. Namun, tiga jenis praktik trading tersebut  paling umum – day trading, swing trading  dan positional trading - menawarkan banyak kesempatan baik untuk pemula dan trader  yang berpengalaman. Pivot trading - yang sebagian besar membutuhkan rumus statistik yang umumnya built-in pada banyak platform trading - dan trading  retracement adalah beberapa strategi sederhana yang cocok untuk pemula. Reversal ,trading,  breakout trading, scalping, di sisi lain, membutuhkan lebih banyak keterampilan dan upaya meningkat dari trading  dan karena itu umumnya dilakukan oleh pelaku pasar yang lebih berpengalaman. Trading  posisional adalah campuran dari analisa fundamental dan teknis yang dibutuhkan trader  lama untuk berlatih dan sempurna. Tidak hanya tingkat pengalaman dan usaha yang direncanakan, tetapi juga horizon perencanaan harus berperan dalam memilih strategi trading yang tepat: Trading  Posisi yang cocok untuk strategi investasi jangka panjang, sementara investor jangka pendek day trading  dan swing trading  lebih sesuai. @@@


Terima kasih
STFXPCM

Friday, October 2, 2015

MEMBACA DAN MEMAHAMI BERITA FUNDAMENTAL UNTUK TRADING FOREX

Dalam trading forex berita ekonomi  sangat penting dan perlu diperhatikan oleh seorang trader.  Suatu berita ekonomi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pergerakan suatu pasangan mata uang (currency pairs). 
Katakanlah pada jam 19.00 WIB akan ada berita “Unemployment Change” di Amerika, Maka Berita ini akan berpengaruh  pada pergerakan Pasangan Mata Uang EUR/USD, USD/JPY, atau semua currency yang berpasangan dengan USD.
Mungkin tidak sabaran lagi untuk mengetahui bagaimana caranya membaca berita ya? Silahkan menyimak informasi selanjutnya di bawah ini:
Berita Forex dan dara membacanya:
Unemployment Change 
:
Sebuah indikator yang mengukur nilai pengangguran selama bulan lalu.

Jika nilai Unemployment Change Amerika (US) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami penurunan.
GDP(Gross Domestic Product) 

Sebuah indikator yang mengukur nilai market barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara, tanpa mempertimbangkan kebangsaan perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa tersebut. GDP terdiri dari 4 komponen utama yaitu: tingkat konsumsi, investasi, pembelian-pembelian oleh pemerintah, dan total bersih ekspor.

Jika nilai GDP Inggris (UK) turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami penurunan.
Retail Sales 

Sebuah indikator yang mengukur pertumbuhan penjualan sektor ritel disuatu negara.

Jika nilai Retail Sales Inggris (UK) naik maka nilai mata uang GBP akan mengalami kenaikan.
Nonfarm Employment Change (Non-farm Payrolls) 
:
Sebuah indikator yang menghitung jumlah tenaga kerja baru dari sektor non pertanian yang bekerja baik full-time maupun part-time yang mendapat upah/gaji resmi dari sekitar 500 perusahaan swasta maupun publik. Berita ini sering menimbulkan kejutan besar bagi para trader maupun investor di Investasi Forex karena naik turunnya pair mata uang yang terkait dengan USD.

Jika nilai Non-Farm Employment Change Amerika (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Unemployment Rate 
:
Indikator yang menghitung jumlah pengangguran yang aktif mencari pekerjaan disuatu negara.

Jika nilai Unemployment Rate Amerika naik maka nilai mata uang USD akan mengalami penurunan.
Pending Home Sales 
:
Indikator yang menghitung pertumbuhan pemesanan rumah, kondominium dan mini kondominium disuatu negara.

Jika nilai Pending Home Sales Amerika (AS) turun maka nilai mata uang USD akan mengalami penurunan.
Nonfarm Productivity 
:
sebuah indikator yang mengukur produksi nasional dari barang dan jasa diluar sektor pertanian.

Jika nilai Revised Nonfarm Productivity Amerika naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Unemployment Claims 
:
Iebuah indikator yang menghitung jumlah orang yang gagal mendapatkan asuransi pengangguran untuk pertama kali hingga minggu lalu.

Jika nilai Unemployment Claims Amerika turun maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Consumer Price Index (CPI)
:
Indikator yang mengukur tingkat kenaikan barang dan jasa yang dikenakan kepada konsumen. Kenaikan harga barang dan jasa pada akhirnya akan meningkatkan inflasi yang pada akhirnya biasanya harus diimbangi dengan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga dapat memperkuat mata uang negara yang bersangkutan.

Jika nilai CPI Kanada naik maka nilai mata uang CAD akan mengalami kenaikan.
Employment Change 
:
sebuah indikator yang menghitung jumlah lapangan kerja yang tercipta disuatu negara pada bulan lalu.

Jika nilai Employment Change Swiss naik maka nilai mata uang CHF akan mengalami kenaikan.
Trade Balance 
:
suatu indikator yang menghitung ekspor bersih disuatu negara. Nilai Ekspor bersih didapat dari nilai ekspor dikurangi dengan nilai impor.

Jika nilai Trade Balance Inggris turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami pelemahan.
Jika nilai Trade Balance Inggris naik maka nilai mata uang GBP akan mengalami kenaikan.
Industrial Production 
:
Data bulanan yang mengukur total produksi dari seluruh pabrik, pertambangan, dan perusahaan pelayanan publik (listrik, air, gas, transportasi, dan lain-lain)

Jika nilai Italy/Germany Industrial Production naik maka nilai mata uang EUR akan mengalami kenaikan.
Current Account 
:
Indikator yang menghitung Ekspor Netto (Ekspor dikurangi Impor) dari barang-barang, jasa-jasa, arus pendapatan, dan transfer antar negara. Current Account merupakan laporan akuntansi negara yang cukup relevan terhadap perekonomian. Didalamnya termasuk laporan Trade Balance, dan para trader hanya berfokus pada nilai arus pendapatan dan transfer unilateral saja.

Jika nilai Current Account UK (Inggris) naik maka nilai mata uang GBP akan mengalami kenaikan.
PPI(Producer Price Index)
:
Suatu indikator ekonomi yang menghitung tingkat inflasi dari barang-barang yang dibeli oleh produsen atau perusahaan manufaktur(pengolah barang). Jika tingkat inflasi barang dan jasa yang dibeli oleh produsen naik, maka nantinya produsen juga akan menaikan harga barang dan jasa untuk menutup kenaikan harga bahan baku yang telah dibeli. Jika harga barang dan jasa naik maka itulah sebagai awal mula pemicu inflasi dan pemerintah bersama bank sentral akan mencoba menaikan tingkat suku bunga.

Jika nilai PPI Amerika (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Core Retail Sales 
:
sebuah indikator yang mengukur pertumbuhan Retail Sales yang nilainya tetap. Nilainya didapat dari nilai Retail Sales dikurangi dengan total penjualan mobil di negara tersebut. Sektor penjualan mobil dinilai tidak tetap nilainya.

Jika nilai Core Retail Sales Amerika (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami penaikan.
GDP Final 

sebuah indikator yang menghitung perubahan nilai barang dan jasa yang dihasilkan disuatu negara dalam suatu periode.

Jika nilai Final GDP Amerika (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
ADP Nonfarm Employment Change 
:
sebuah indeks yang menggambarkan jumlah lapangan kerja baru yang tercipta pada bulan yang lalu, tanpa memasukan sektor pertanian didalamnya. ADP, sebagai lembaga swadaya yang memberikan solusi terhadap tenaga kerja di AS, mengumumkan indikator ini dua hari sebelum indikator Nonfarm Employment Change dikeluarkan. ADP mengklaim indikator ini adalah indikator terbaik mengenai tenaga kerja dalam Statistik Pemerintahan, tapi para Trader tidak sepenuhnya percaya akan keakuratan dan korelasi indikator ini terhadap nilai mata uang lokal.

Jika nilai ADP Non-Farm Employment Change Amerika (AS) naik maka nilai mata uang Dollar Amerika (USD) akan mengalami kenaikan.
Housing Starts 
:
Indikator ekonomi yang menghitung jumlah rumah baru yang dibangun dalam per bulannya. Sebagian besar data surveinya didapat dari aplikasi dan ijin yang diajukan untuk membangun rumah. Indikator yang satu ini biasanya bukan merupakan salah satu penggerak utama market. Namun, karena dapat mendeteksi tren perekonomian, data Housing Starts dianggap sebagai salah satu indikator penting. Penurunan pada Housing Starts menunjukkan melambatnya perekonomian.

Jika nilai Housing Starts Australia naik maka nilai mata uang AUD akan mengalami kenaikan.
Building Permits 
:
sebuah indikator yang mengukur pertumbuhan sektor konstruksi perumahan. Data ini merupakan indikator penting mengenai industri konstruksi semenjak peraturan perizinan mulai diberlakukan secara ketat sebelum memulai proses konstruksi.

Jika nilai Building Permits Amerika (AS) turun maka nilai mata uang USD akan mengalami penurunan.
Existing Home Sales 
:
sebuah indikator ekonomi yang menghitung jumlah rumah yang terjual pada bulan lalu.

Jika nilai Existing Home Sales Amerika (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Manufacturing Production
:
komponen terbesar dari data Industrial Production, dapat diprediksi secara akurat dari total jam kerja dari laporan ketenagakerjaan. Salah satu kelemahan terbesar dari data ini adalah dimasukkannya komponen tingkat produksi pelayanan publik yang bisa sangat dipengaruhi oleh perubahan (contohnya perubahan cuaca).

Jika nilai Manufacturing Production Inggris (UK) turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami penurunan
Durable Goods Orders 
:
sebuah indikator yang menghitung jumlah permintaan bahan baku oleh perusahaan manufaktur domestik. Bahan baku yang dipesan adalah bahan baku yang mempunyai umur ekonomis yang lebih dari 3 tahun seperti komponen mobil, komputer, alat-alat berat, dan pesawat terbang.

Jika nilai Durable Goods Orders Amerika (AS) turun maka nilai mata uang Dollar Amerika (USD) akan mengalami penurunan.
New Home Sales 
:

sebuah indikator yang menghitung jumlah rumah baru yang juga telah dijual pada bulan lalu.

Jika nilai New Home Sales Amerika (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
Reserve Bank of Australia (RBA) 
:
Board merelase tingkat suku bunga untuk negara Australia setiap bulan. Kenaikan tingkat suku bunga menimbulkan suatu kejutan besar bagi para investor dan para trader baik sebelum maupun sesudah berita tentang suku bunga direlease.

Jika nilai suku bunga (Cash Rate) Australia tetap maka nilai mata uang AUD akan tetap nilainya.
Commodity Prices 

sebuah indikator yang mengukur nilai pertumbuhan harga komoditi ekspor.

Jika nilai Commodity Prices Kanada Turun maka nilai mata uang CAD akan mengalami Penurunan.
Schweizerischer Verband für Materialwirtschaft und Einkauf (SVME) Purchasing Manager’s Index (PMI)
:
indikator PMI yang biasa digunakan oleh negara Swiss. PMI merupakan indeks gabungan dari lima indikator utama, yang meliputi unsur: Order, Tingkat Persediaan, Produksi, Pengiriman, dan Tenaga Kerja. Angka indeks di atas 50 berarti industri mengalami ekspansi, di bawah 50 berarti mengalami kontraksi. Indeks ini dinilai sebagai indikator penting dan dianggap indikator terbaik dalam mengukur tingkat produksi. Indeks ini juga dapat mendeteksi tekanan inflasi dan aktivitas perindustrian.

Jika nilai SVME PMI Swiss Turun maka nilai mata uang CHF akan mengalami Penurunan.
Manufacturing Purchasing Manager’s Index (PMI) 
:
indikator PMI dari sektor Industri. Sama dengan PMI, indikator ini didapat dari survey terhadap para Manajer Pembelian.

Jika nilai Manufacturing PMI Inggris (UK) Turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami Penurunan.
Net Lending to Individuals 
:
sebuah indikator yang menghitung jumlah hutang yang termasuk didalamnya adalah kredit perumahan, kartu kredit dan transfer elektronik.

Jika nilai Net Lending to Individuals Inggris tetap maka nilai mata uang GBP akan tetap nilainya.
Institute for Supply Management PMI 
:
sebuah indikator yang mengukur tingkat aktifitas manajer pembelian dalam industri manufaktur.

Jika nilai ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Chartered Institute of Purchasing and Supply (CIPS) Construction Purchasing Manager’s Index (PMI)
:
sebuah indikator yang menghitung level aktifitas dari manajer pembelian dari sektor konstruksi.

Jika nilai Construction PMI Inggris (UK) naik maka nilai mata uang GBP akan mengalami kenaikan.
Revised GDP
:
sebuah indikator yang mengukur nilai barang dan jasa yang diproduksi disuatu negara.

Jika nilai Revised GDP Jepang tetap maka nilai mata uang JPY akan tetap nilainya.
Factory Orders 
:
sebuah indikator yang mengukur tingkat pembelian bahan baku dan bahan jadi oleh perusahaan manufaktur domestik/lokal.

Jika nilai Factory Orders Amerika Serikat (AS) naik maka nilai mata uang USD akan mengalami kenaikan.
Crude Oil Inventories 
:
sebuah indikator yang dirilis mingguan yang mengukur kenaikan persediaan minyak mentah untuk dijual yang dimiliki perusahaan terkemuka di AS.

Jika nilai Crude Oil Inventories Amerika Serikat (AS) Naik maka nilai mata uang USD akan mengalami Kenaikan.
Services Purchasing Manager’s Index (PMI)
:
sebuah indikator yang mengukur level aktivitas dari para manager pembelian untuk membeli jasa yang dibutuhkan.

Jika nilai Services PMI Inggris (UK) Turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami Penurunan.
Institute of Supply Management (ISM) Non-Manufacturing Index 
:
sebuah indikator yang mengukur level aktivitas dari para manager pembelian dalam membeli sektor jasa.

Jika nilai ISM Non-Manufacturing PMI Amerika Serikat (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
Average Hourly Earnings
:
sebuah indikator yang menghitung tingkat inflasi dari jumlah upah yang dibayarkan oleh para pemilik usaha diluar sektor pertanian.

Jika nilai Average Hourly Earnings Amerika Serikat (AS) Naik maka nilai mata uang USD akan mengalami Kenaikan.
Ivey Purchasing Manager’s Index (PMI)
:
sebuah indikator yang mengukur level aktifitas dari para manager pembelian dalam mengelola semua sektor perekonomian yang tersedia di Kanada.

Jika nilai Ivey PMI Kanada Turun maka nilai mata uang CAD akan mengalami Penurunan.
Factory Orders 
:
data yang menghitung nilai (dalam dollar) pesanan (order) baru barang-barang tahan lama (durable) dan tak tahan lama (non-durable). Data ini memberikan laporan yang lebih lengkap daripada data Durable Goods Orders yang dirilis satu atau dua minggu lebih awal. Data pesanan barang ini memberikan gambaran mengenai akan seberapa sibukkah sektor industri dalam beberapa bulan ke depan untuk memenuhi pesanan tersebut. Sehingga otomatis angka data yang lebih besar berarti semakin tingginya tingkat permintaan pasar.

Jika nilai Jerman Factory Orders Turun maka nilai mata uang Euro akan mengalami Penurunan.
National Institute of Economic and Social Research (NIESR) Gross Domestic Product (GDP) Estimate 

sebuah indikator teknikal yang menghitung nilai prediksi GDP berdasar data bulan lalu dengan teknik statistik.

Jika nilai NIESR GDP Estimate Inggris (UK) Turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami Penurunan.
Crude Oil Inventories 
:
sebuah indikator yang dirilis mingguan yang mengukur kenaikan persediaan minyak mentah untuk dijual yang dimiliki perusahaan terkemuka di AS.

Jika nilai Crude Oil Inventories Amerika Serikat (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
CPI Flash Estimate 
:
sebuah indikator yang mengukur nilai perubahan barang dan jasa yang dikenakan kepada konsumen.

Jika nilai CPI Flash Estimate Eropa tetap maka nilai mata uang Euro akan tetap nilainya.
KOF Economic Barometer
:
sebuah indikator yang mengukur nilai gabungan 25 index ekonomi utama di Swiss.

Jika nilai KOF Economic Barometer Swiss Turun maka nilai mata uang CHF akan mengalami Penurunan.
Raw Materials Price Index (RMPI) 
:
sebuah indikator yang mengukur tingkat inflasi (kenaikan harga barang dan jasa) yang dibeli oleh perusahaan manufaktur.

Jika nilai RMPI Kanada Turun maka nilai mata uang CAD akan mengalami Penurunan.
Chicago Purchasing Manager’s Index (PMI) 
:
sebuah indikator yang mengukur tingkat pertumbuhan bisnis di wilayah Chicago. Indikator ini didapat berdasarkan survey terhadap sejumlah manajer pembelian yang berpendapat tentang naik atau turunnya setiap aktifitas perusahaannya.

Jika nilai Chicago PMI Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
 Crude Oil Inventories 
:
sebuah indikator yang dirilis mingguan yang mengukur kenaikan persediaan minyak mentah untuk dijual yang dimiliki perusahaan terkemuka di AS.

Jika nilai Crude Oil Inventories Amerika Serikat (AS) Naik maka nilai mata uang USD akan mengalami Kenaikan.
Consumption Indicator 
:
sebuah indikator yang menghitung total uang yang dikeluarkan konsumen dalam membeli barang dan jasa. UBS sebagai badan survey ekonomi di Swiss merelease indikator ini tiga bulan sebelum statistik pemerintah direlase.

Jika nilai UBS Consumption Indicator Swiss Turun maka nilai mata uang CHF akan mengalami Penurunan.
Net Lending to Individuals 
:
sebuah indikator yang menghitung jumlah hutang yang termasuk didalamnya adalah kredit perumahan, kartu kredit dan transfer elektronik.

Jika nilai Net Lending to Individuals Inggris (UK) Turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami Penurunan.
Confederation of British Industry 
:
sebuah indikator yang mengukur nilai sebaran index dari survey yang dilakukan terhadap sektor ritel dan perdagangan besar.

Jika nilai CBI Realized Sales Inggris (UK) Turun maka nilai mata uang GBP akan mengalami Penurunan.
S&P/Case-Shiller US National Home Price Index (HPI) Composite-20 
:
sebuah indikator tahunan yang mengukur harga rata-rata rumah di 20 daerah metropolitan di AS.

Jika nilai S&P/CS Composite-20 HPI Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
Consumer Confidence 
:
sebuah index yang mengukur mood konsumen terhadap prospek perekonomian di suatu negara di masa mendatang.

Jika nilai CB Consumer Confidence Amerika (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan
GfK German Consumer Climate 
:
sebuah indikator fundamental yang menghitung nilai gabungan index berdasar survey yang dilakukan oleh konsumen.

Jika nilai GfK Jerman Consumer Climate Turun maka nilai mata uang Euro akan mengalami Penurunan.
M3 Money Supply 
:
sebuah indikator yang mengukur perubahan jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam satu periode. Naiknya nilai indikator ini akan membuat trend penurunan terhadap nilai mata uang lokal.

Jika nilai M3 Money Supply Eropa Turun maka nilai mata uang Euro akan mengalami Penurunan.
Core Durable Goods Orders 
:
sebuah indikator yang menghitung nilai tetap dari Core Durable Goods Orders. Nilainya didapat dari total Durable Goods Orders dikurangi dengan komponen bahan baku untuk sektor Transportasi.

Jika nilai Core Durable Goods Orders Amerika (AS) Naik maka nilai mata uang USD akan mengalami Kenaikan.
Revised UoM Consumer Sentiment 
:
sebuah indikator yang menghitung nilai tingkat gabungan index yang disurvey kepada konsumen.

Jika nilai Revised UoM Consumer Sentiment Amerika (AS) Naik maka nilai mata uang USD akan mengalami Kenaikan.
German Ifo Business Climate Index
:
indikator ukuran yang menggambarkan keinginan perusahaan industri, konstruksi, borongan dan eceran dalam berinvestasi di Jerman. Komunitas yang terlibat telah mencapai 7000 perusahaan yang memprediksi iklim investasi selama enam bulan kedepan. Indeks ini hampir sama dengan ZEW. Indeks IFO berkisar antara -100 sampai dengan 100.

Jika nilai German Ifo Business Climate Turun maka nilai mata uang Euro akan mengalami Penurunan.
Zentrum für Europäische Wirtschaftsforschung (ZEW) Expectations 
:
sebuah indikator yang menghitung nilai sentimen investor terhadap situasi perekonomian saat ini.

Jika nilai ZEW Economic Expectations Eropa Turun maka nilai mata uang EUR akan mengalami Penurunan.
NHPI 
:
sebuah indikator yang menghitung nilai perubahan harga rumah baru berdasar data statistik Kanada.

Jika nilai NHPI Kanada Turun maka nilai mata uang CAD akan mengalami Penurunan.
Import Price Index 
:
sebuah indikator yang menghitung persentase kenaikan harga (inflasi) dari barang-barang yang diimpor.

Jika nilai Import Prices Amerika (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan.
Prelim UoM Consumer Sentiment 
:
sebuah indikator yang menghitung tingkat index gabungan berdasarkan survey yang dilakukan terhadap konsumen AS.

Jika nilai Prelim UoM Consumer Sentiment Amerika Serikat (AS) Turun maka nilai mata uang USD akan mengalami Penurunan
European Central Bank (ECB) Governing Council sebagai Bank Sentral Uni Eropa merelease tingkat suku bunga Uni Eropa setiap bulannya.

Jika nilai suku bunga (Minimum Bid Rate) Eropa tetap maka nilai mata uang Euro akan mengalami kenaikan.
Bank of England (BOE) Monetary Policy Committee (MPC) mengumumkan tingkat suku bunga nasional setiap bulannya.

Jika nilai suku bunga (Official Bank Rate) Inggris (UK) tetap maka nilai mata uang Pound (GBP) akan tetap nilainya.
Bank of Canada (BOC) merelase tingkat suku bunga Kanada sebanyak delapan kali dalam setahun.

Jika nilai suku bunga (Overnight Rate) Kanada tetap maka nilai mata uang CAD akan tetap nilainya.
   

Terima kasih, dan semoga membantu para pembaca.
Salam